top of page
  • Spotify
  • Black Instagram Icon
  • Black Twitter Icon

Review Buku: Le Petit Prince (Little Prince)

  • Writer: Tiara A
    Tiara A
  • Jul 10, 2021
  • 3 min read

"Kalau seseorang mencintai bunga yang hanya tumbuh setangkai saja di sekian jutaan bintang, itu cukup supaya ia bahagia bila memandang bintang-bintang itu. Ia berkata dalam hati, 'Bungaku ada nun jauh disana..'"


Judul asli: Le Petit Prince

Judul terjemahan: Pangeran Cilik

Pengarang: Antoine De Saint-Exupery

Terbit: Cetakan Pertama April 1943


Setelah sekian lama memiliki niat untuk mereview buku, akhirnya kali ini terlaksana juga. Buku Le Petit Prince atau Little Prince menjadi buku pertama yang saya review untuk blog ini. Sudah lama semenjak saya mulai asik lagi membaca buku-buku seperti ini, karena dua semester kemarin ternyata sangat gila dan menyita waktu bersantai.


Saya juga sempat berputar-putar di google, mencari rekomendasi buku-buku yang worth to read, hingga akhirnya saya menemukan satu review tentang buku Le Petit Prince. Dari judul dan covernya, mungkin buku ini terlihat seperti buku untuk anak-anak. Tapi dibalik itu semua, isi yang disampaikan dalam buku ini memiliki makna yang luar biasa.


Hanya memiliki 120 halaman, bagi kamu yang suka membaca buku yang tebal, buku ini mungkin hanya butuh beberapa jam untuk kamu habiskan. Meski begitu, dalam halamannnya yang bisa dibilang cukup singkat, penulis bisa menyampaikan banyak hal yang bermakna. Ditambah dengan kiasan-kiasan yang dipakainya, membuat kita berusaha untuk lebih menyelami maksud dari kata-kata yang penulis sampaikan. Namun jangan khawatir, kiasan yang dipakai bukan kiasan yang terlalu wah—yang bisa membuatmu pusing mabuk kepayang—jadi kamu masih bisa menikmatinya dengan santai.



Buku ini menceritakan mengenai pangeran cilik yang berkelana mengililingi 7 planet termasuk bumi, dan bertemu dengan berbagai macam orang di planet tersebut. 6 planet diantaranya diceritakan sebagai planet-planet cilik yang hanya berpenghuni satu makhluk saja. Lewat cerita ini, planet-planet dengan satu penghuninya ini saya pahami dengan otak dan persepsi setiap orang.



Pangeran cilik telah bertemu dengan berbagai macam orang dengan sikap dan persepsinya masing-masing. Ada yang seperti ingin selalu memiliki segalaya agar menjadi yang paling kaya dan nomor satu, ada yang bekerja siang malam hingga tak memiliki waktu untuk beristirahat, hingga ada yang kegiatan hanya mabuk saja. Ya, begitulah orang dewasa—begitulah pangeran cilik menyebut manusia-manusia itu—menjalani kehidupannya.


Hingga akhirnya pangeran cilik singgah di bumi dan bertemu dengan penerbang yang tengah mengalami kecelakaan di tengah gurun pasir dalam penerbangannya hingga membuat pesawatnya mengalami kerusakan. Begitu banyak hal yang pangeran cilik ceritakan pada penerbang tersebut.


“Ada baiknya pernah mempunyai seorang teman, sekali pun kita akan mati. Kalau aku, aku senang pernah mempunyai teman seekor rubah..”


Salah satu percakapan pangeran cilik dan penerbang seolah menyadarkan kita bahwa memiliki teman dalam kehidupan kita menjadi sesuatu yang indah. Pangeran cilik berkelana mengelilingi 7 planet, termasuk bumi. Mencari teman dan bertemu dengan berbagai macam orang. Hingga ia sempat bertemu dengan seekor rubah dan rubah itu berkata,


Inilah rahasiaku. Sangat sederhana: hanya lewat hari kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata.”


Kisah pangeran cilik ini benar-benar menyentuh hati. Sangat terlihat bagaimana kehebatan penulis Menyusun kata-kata sederhana yang penuh makna. Ada salah satu perkataan pangeran cilik yang begitu membekas bagi saya.


“Manusia,” kata Pangeran Cilik, “mereka menjejalkan diri ke dalam kereta api kilat, tetatpi setelah itu lupa apa yang mereka cari. Maka itu mereka pontang-panting hilir mudik…”


Sambungnya, “Tidak ada gunanya…”


Sesaat setelah saya membaca kalimat tersebut, saya tersadar. Orang dewasa sering kali lupa akan tujuan awalnya. Mulanya mereka mencari kebahagiaan, mereka berpikir materi mampu membuatnya bahagia, maka mereka menabung kekayaan. Pagi, siang, malam mereka dipenuhi dengan kesibukan. Maka bukan lagi kebahagian yang mereka dapatkan. Mereka sudah lupa apa yang sebenarnya mereka cari. Benar kata Pangeran cilik, tidak ada gunanya.


Sepercik kisah kehidupan dari pangeran cilik merupakan representasi kehidupan kita yang sebenarnya. Semakin dalam kamu menyelami makna dari kata-kata yang penulis tuliskan, semakin dalam kamu menyadari jalannya kehidupanmu.


Ya, begitulah review yang bisa saya tulis. Untung kekurangan yang ada di dalamnya, mohon dimaafkan karena saya juga sedang dalam tahap Latihan. See y di review buku selanjutnya.



Commentaires


bottom of page