The Sweetness of Semester 6, as sweet as a cup of hot black coffee
- Tiara A
- Jun 25, 2021
- 3 min read
Wah sudah lama sekali rasanya saya sudah ngga mampir ke blog ini. Ternyata rasanya agak canggung menulis dengan gaya ini, maklum saja selama hampir setengah tahun ini kebanyakan menulis dengan Bahasa ilmiah yang baku dan formal. Duh.
Ya, sesuai judulnya, semester 6 kali ini benar-benar menjadi semester yang sangat manis. Mulai dari jadwal yang sangat padat, tugas yang tak punya adab, dan timeline yang agak sinting. Banyak sekali kejadian yang sebenarnya menyentil emosi terdalam yang saya pendam selama ini. Tapi, ya kita semua tau, bahwa semua kesakitan, kekesalan, kesedihan itu pasti ada saja maknanya.
Kalau dipikir-pikir, semester 6 memang segila itu, bahkan sejak awal tahun. Diawali dengan kontrak Kerjasama dengan alumni untuk menulis artikel 2 kali dalam sebulan. Tapi sayangnya penulisan artikelnya tak semudah itu. Harus menyesuaikan dengan permintaan topik dari pihak mereka, belum lagi mengatur waktu wawancara dengan dosennya. Parahnya lagi pihak alumni ini kadang memberi topik mepet sekali dengan deadline. Bulan pertama memang gampang-gampang saja, tapi ketika sudah mulai masuk kuliah, duh jangan ditanya hecticnya kaya gimana.
Kesibukan kedua, jadwal kuliah yang padatnya naudzubillah. Kalau diingat dari senin-jumat, kuliah selalu selesai pukul 17.00 bahkan ada yang 17.30. Enak kalau setelah kuliah tidak kegiatan, tapi euy, ada rapat-rapat dan perintilan-perintilan tugas yang ngga ada liburnya. Hampir setiap hari selalu ada tanggungan tugas. Ditambah lagi, ada tanggungan turun lapang seminggu sekali. Duh, kalau dibayangkan waktu buat istirahat sebenarnya Cuma sehari aja, hari minggu. Itu juga untuk mengerjakan tugas-tugas yang belum selesai.
Kesibukan ketiga, organisasi mahasiswa. Wah ini mah sebenarnya seneng tapi ada sedihnya juga. Seneng karena ya memang disini saya bisa menyalurkan bakat saya. Sedih karena deadline-nya yang mepet dan sering sekali di tengah ke hectic kan tugas kuliah
Kesibukan keempat, volunteer dan magang. Jujur saja ini kegiatan yang ngga terduga tapi masuk dalam target pencapaian saya di semester 6. Dua kegiatan ini kaya datang tiba-tiba aja gitu, saya daftar volunteer eh besoknya ditawarin paid internship (gimana saya ngga tergoda, orang ada bayarannya hehe). Yang ngga saya sangka ternyata saya keterima di dua-duanya. Awalnya bingung, karena saat itu kuliah sudah mulai masuk sesi uas. Mulai muncul tugas-tugas akhir dengan banyak output. Tapi akhirnya tetap saya jalani semua kesibukan-kesibukan itu.
Volunteer dan magang ini dua-duanya sama-sama di bidang kepenulisan. Yang volunteer harus menulis sekali dalam seminggu, tapi butuh riset lewat jurnal karena bidang keilmuan ini bukan bidang studi saya. Agak repot, tapi jujur saya senang, karena saya juga menyukai bidang keilmuan itu. Kemudian yang magang, waduh bisa dibilang menyenangkan karena bisa merasakan bagaimana pengalaman kerja, tapi capenya bukan main. Selama seminggu full harus memikirkan konten apa yang harus dibuat, laporan dua kali dalam seminggu, belum warna-warni emosi dengan sesama rekan magang.
Ya, sebenarnya itu saja kegiatan saya. Organisasi, Kerjasama dengan alumni, kuliah, turun lapang, magang dan volunteer. Dibilang banyak ya teman-teman saya ada yang lebih banyak kegiatannya dan sibuk sekali. Dibilang tidak banyak ya tapi lumayan juga kalau dirasa-rasa. Tapi bagaimanapun juga ternyata saya berhasil melewati semua itu dengan, hmmm apakah saya bisa mengatakannya bahwa saya melakukannya dengan baik? Hmm entahlah, tapi yang jelas saya berhasil melalui itu dengan kondisi kewarasan yang masih ada.
Disini sebenarnya saya bukan mau mengeluh, hanya cerita sedikit saja. Tapi kamu tahu ngga, kalau saya pikir-pikir, kesibukan dan kepadatan di semester 6 lalu ngga Cuma memberi efek cape saja. Tapi beberapa target-target saya juga tercapai. Saya dapat duit juga dari magang dan Kerjasama dengan alumni itu. Lumayan, artikel yang disetor kepada alumni bisa ngasih saya duit buat setoran kas organisasi dari februari-agustus.
Selain itu, kesibukan dan kepadatan di semester 6 seakan sebuah tamparan untuk saya supaya ngga males-malesan lagi. Supaya ngga nunda-nunda pekerjaan. Sedikit saja saya nunda waktu saya buat mengerjakan tugas, kacau semua jadwal. Saya pernah mengalaminya beberapa kali gara-gara mikir “Ah, kerjain besok sajalah, kan besok ada waktu senggang.” Eh pas keesokan harinya ternyata saya harus ke lapang, tugas matkul selanjutnya mendadak perlu tambahan, kuliah yang berdempetan waktunya. Duh, disitu saya udah mau nangis rasanya, tapi sayangnya saya ngga punya waktu buat nangis. Kalau sudah begitu bukan Cuma cape fisik saja yang didapat, tapi juga cape mental. Gara-gara siapa? Ya gara-gara saya sendiri.
Yasudah sih, Cuma segitu saja yang mau saya ceritakan. Lalu apa intinya? Sebentar saya juga bingung apa intinya.
Mungkin ini ya, intinya kesedihan dan kesakitan yang kamu rasakan gara-gara kesibukan dan kepadatan kamu itu pasti ada hikmahnya. Selagi yang kamu lakukan adalah hal yang positif, pasti akan ada hikmahnya kok. Kamu jadi terlatih manajemen waktu, misalnya. Kamu dapat melatih diri kamu untuk mengerjakan tugas tepat waktu, misalnya. Kamu juga bisa dapet duit juga, hehehehe.
Yasudah semoga tulisan dan cerita ini bisa sedikit memberi makna buat kamu ya. Kalau ternyata engga, saya minta maaf. Tapi terima kasih buat kamu yang sudah membaca tulisan ini sampai akhir. Jangan lupa masukkan email kamu ya, biar saya bisa ngasih tau kamu kalau saya update sesuatu.
See ya!
Comments